Minggu, 14 Oktober 2012

Penerapan Teknologi Computer Vision

Computer Vision merupakan salah satu cabang ilmu yang ditawarkan untuk mengatasi problem dengan mengekstrak informasi dari gambar yang disediakan dan diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas/task/problem tersebut. Computer Vision sering didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali obyek yang diamati atau diobservasi.

Proses computer vision dibagi menjadi 3 tahap sebelum bisa dikatakan menjadi computer vision. Tahap pertama adalah pada Grafika dan Citra, kemudian yang kedua adalah pengolahan grafika dan citra tingkat lanjut, dan yang terakhir kita bisa menyebutnya dengan computer vision. Hal yang dikaji dalam computer vision seperti metode analisis image, yaitu seperti edge detection, feature detection, image segmentation, dan image transformation.Dengan kata lain proses ini adalah proses bagaimana sebuah komputer harus menentukan dasar yang pemilihan dan pengambilan citra agar citra tersebut dapat diolah. Kemudian analisis video dan gerakan. Pada intinya proses tersebut adalah proses dimana komputer harus menganalisis suatu gerakan atau video dan melakukan proses pencocokan (matching) dengan melihat dari gesture objek, kalibrasi, ataupun dengan tracking untuk memperoleh informasi yang akurat dari proses tersebut.
 
 
Sebagai disiplin teknologi, computer vision berusaha untuk menerapkan teorinya dan modelnya untuk pembangunan sistem computer vision. Contoh aplikasi computer vision mencakup sistem untuk : 




a. Proses pengendalian (misalnya, suatu industri robot atau kendaraan otonom) Mendeteksi peristiwa (misalnya, untuk pengawasan visual atau perhitungan penduduk) 
b. Mengorganisir informasi (misalnya, untuk pengindeksan database gambar, dan urutan gambar) 
c. Memodelkan objek atau lingkungan (misalnya, penyelidikan industri, analisis citra medis, atau pemodelan topografi) 
d. Interaksi (misalnya, sebagai masukan ke perangkat untuk interaksi manusia dan komputer) 

Sabtu, 06 Oktober 2012

iPhone 5 Review

iPhone 5 merupakan salah satu perangkat paling ditunggu sejak tahun 2010 sebelum kehadiran iPhone 4S. Meski bukan ponsel “raksasa” yang memiliki layar berukuran jumbo iPhone 5 mampu menyedot perhatian semua orang. Dengan teknologi baru seperti retina display dan jaringan 4G LTE orang rela mengantri hingga 24 jam di depan toko apple saat launching. Apakah cuma itu saja ? Tentu saja tidak. iPhone 5 benar – benar dibangun oleh teknisi handal, sistem operasi baru iOS 6, fitur baru, bahkan SIM card-nya pun tidak lagi menggunakan micro SIM melainkan Nano SIM. Semua itu diciptakan agar fanboy ( julukan penggemar iPhone ) tidak kecewa dengan kehadiran iPhone 5.
Tidak usah basa basi lagi semua orang kini sudah tahu iPhone 5 dan pada kesempatan ini kami dari Eragadget akan membahas secara detail. Sumber ulasan ini kami dapat setelah mengamati beberapa situs review besar dan terpercaya di Dunia Cnet, Techradar, dan Engadget. Langsung saja, inilah iPhone 5 sang pemecah rekor penjualan terbaik 2012.

iPhone 5 

Apa Perbedaan iPhone 5 dengan iPhone 4S ?
Itulah pertanyaan yang sering dilontarkan seseorang ketika mendengar kabar launching iPhone 5. Jika di iPhone 4S, kita tidak akan menjumpai teknologi jaringan 4G pada iPhone 5 kita akan menggunakannya. Sayangnya, di Indonesia masih belum ada teknologi ini sehingga percuma saja, teknologi andalannya tidak dapat kita nikmati disini. Selain itu ukuran layar juga lebih besar, kamera lebih tajam dengan fitur andalan mode panorama yang mampu menciptakan gambar setara dengan 28MP. Selain itu, iOS 6 juga memberikan sejumlah perubahan misalnya seperti turn by turn navigasi, Smart SIRI, dan passbook, dompet digital yang bisa menyimpan gift card, pass boarding, dan tiket.
Seandainya di Negara kita ada jaringan 4G LTE, kita tak perlu lagi menggunakan modem kabel ( ADSL ) yang ditancapkan ke Wi-Fi box. Dengan iPhone 5 kita bisa sharing koneksi internet atau lebih familiar disebut tethering. 4G LTE dalam uji testnya mampu mengakses jaringan internet dengan kecepatan 10 – 20 Mbps, bandingkan dengan ADSL ( speedy misalnya ) yang hanya mampu memberikan kecepatan 1 – 3 Mbps saja.
Desain
 

Semuanya baru, yang sudah pernah kami ulas pada pembahasan Apple iPhone 5. Apple telah mendasain ulang seluruh bagian iPhone 5 misalnya headphone earpod dalam satu tempat. Konektor lebih kecil dengan jumlah pin lebih sedikit tapi menawarkan performa yang baik saat digunakan mentransfer file.
Siapa sangka, meski ukurannya diperbesar ( lebih tepatnya diperpanjang) dan bodi dipertipis membuat iPhone 5 lebih ringan ketimbang iPhone 4S. Bagi yang terbiasa menggunakan iPhone 4S Anda akan merasa bahwa iPhone 5 benar – benar perangkat baru yang lebih besar dan lebih ringan.
Ukuran layar lebih panjang dan tampilannya lebih halus, sehingga memberi ruang ekstra untuk menaruh short cut aplikasi. Pada posisi landscape, keyboard jadi lebih nyaman untuk digunakan dan menonton video jadi lebih lega. Salah satu kendalanya adalah game jadi tidak fullscreen, dan ada jeda kedua sisi aplikasi game. Sebentar lagi mungkin akan ada perubahan strategi dari pengembang game untuk menciptakan resolusi jadi lebih tinggi sehingga terlihat lebih tajam dan lebih hidup.
Bodi yang terbuat dari bahan logam membuatnya jadi perangkat paling premium jika dibandingkan dengan Nokia Lumia 900 maupun Samsung Galaxy S3. Tapi, memiliki ukuran paling kecil diantar kedua smartphone tersebut yang masing – masing menggunakan sistem operasi Windows Phone dan Android.



Beralih kebagian samping, sulit bagi kita untuk membedakan antara iPhone 4/4S karena terlihat sangat mirip. Mulai dari tata letak tombol volume yang sama membulat, slot SIMCard, dan “irisan” bodi samping. Yang membedakannya adalah ukuran, iPhone 5 lebih panjang namun slot SIM Card lebih kecil.
Sedangkan di bagian belakang, kita tidak akan lagi menjumpai Gorilla Glass seperti pada iPhone 4S dan menggantinya dengan logam. Tampilan dua nada warna ini tampak baru berbeda dari iPhone sebelumnya yang polos mulai dari atas sampai bawah. Apple menyatakan bahwa logam tersebut berbahan almunium sama seperti yang digunakan pada laptop MacBook.
User Interface

Setelah 5 tahun berlalu akhirnya generasi iPhone merubah ukuran layar, sebenarnya bukan hal sulit bagi Apple tapi sulit bagi pengguna. Itulah Apple yang tidak hanya mementingkan kemewahan melainkan juga fungsi telepon sesungguhnya bagi pengguna. Dengan ukuran layar besar, mustahil bagi kita untuk bisa menggunakan telepon hanya dengan satu tangan. Sebenarnya ukuran 3,5 inchi sudah ideal bagi tangan dan jempol kita untuk memegang dan memilih menu. Sayangnya, permintaan pasar yang mengarah pada ukuran layar lebih lega membuat Apple mengubah strategi mereka.

Kini kita bisa merasakan perbedaan itu, dari yang semula hanya 3,5 inchi beresolusi 960×640 pixel berubah berubah menjadi 4 inchi 1.136 x640-pixel. Meski lebih besar, teknologi retina mampu mempertahankan ketajaman layar bahkan lebih tajam dari iPhone sebelumnya.
Tidak ada perubahan pada user interface, Apple tetap mempertahankan gaya lama yang dipakainya sejak generasi iPhone pertama kotak – kotak. Bedanya dengan yang lama adalah jumlah baris dari 4 menjadi 5 namun untuk kolom masih tetap 4 dengan tambahan menu 1 baris dibawah.
Sedangkan untuk iMovie, iPhoto, Pages, Numbers, Keynote, GarageBand, iCards, dan semua aplikasi built in iPhone 5  (Maps, Pengingat, Pesan, Foto, Kamera, Video, Cuaca, Passbook, Notes, Saham, Kios, iTunes , App Store, Game Center, Kontak, Kalkulator, Kompas, Voice Memos, Mail, Safari, Musik, dan telepon) dapat ditampilkan dengan sempurna. Bahkan ruang yang lebih luas ini menjadikan tampilan aplikasi jadi lebih baik.
Kamera
Kamera di bagian belakang sudah mengalami tweak sehingga terasa seperti kamera baru. Meski masih 8 megapiksel, teknologi safir crystal lens ini dapat menyesuaikan pencahayaan, stabilisasi gambar termasuk pada rekaman video 1080p, dan stabilitas saat panning pada panorama.
Kinerja : Prosesor A6
Masih belum jelas berapa jumlah core pada prosesor A6, bisa jadi dual core atau quad-core seperti prosesor yang booming baru – baru ini. Yang jelas kecepatan prosesor ini 2 kali lebih cepat dari prosesor A5 yang tertanam pada iPhone 4S. Tim review dari Engadget mengujinya dalam sebuah tayangan video. Dimama saat mereka menyentuh aplikasi secara bersamaan iPhone 5 akan membuka terlebih dahulu. Sayangnya saat proses booting, kami lihat iPhone 4S lebih dulu menyala ketimbang iPhone 5 tapi di video tersebut di potong begitu saja oleh editor.
Terasa Panas
Ada satu hal yang mengganjal saat menggunakan iPhone 5 yaitu terasa panas ketika browsing pada jaringan 4G LTE. Bahkan, panas ini muncul saat melakukan panggilan dengan facetime dalam waktu 20 menit.

Baterai iPhone 5

Jadi satu tanda tanya besar, dengan ukuran lebih tipis, lebih ringan, dan tambahan jaringan 4G LTE, bagaimana kemampuan baterainya ? Lebih tepatnya sampai berapa lama iPhone 5 mampu bertahan hidup jika seluruh fiturnya diaktifkan ? Jawabannya adalah tidak terlalu mengecewakan. Apple menjanjikan masa pakai 8 jam waktu bicara 3G, 8 jam browsing 3G, 8 jam browsing LTE, 10 jam Wi-Fi browsing, 10 jam pemutaran video, 40 jam pemutaran musik, dan 225 jam waktu siaga. Kami tidak bisa berkomentar terlalu banyak karena belum mengujinya secara langsung. Mungkin nanti kalau di Indonesia sudah tersedia iPhone 5.
 

Penerapan Telematik di Indonesia

Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission.

Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.



Penerapan Telematika
1. E-goverment (contoh : depok.go.id)

E-goverment dihadirkan dengan maksud untuk administrasi pemerintahan secara elektronik. Di Indonesia ini, sudah ada suatu badan yang mengurusi tentang telematika, yaitu Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI). TKTI mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan dan mempelopori program aksi dan inisiatif untuk menigkatkan perkembangan dan pendayagunaan teknologi telematika di Indonesia, serta memfasilitasi dan memantau pelaksanaannya.
Dengan e-goverment, pemerintah dapat menjalankan fungsinya melalui sarana internet yang tujuannya adalah memberi pelayanan kepada publik secara transparan sekaligus lebih mudah, dan dapat diakses (dibaca) oleh komputer dari mana saja. E-goverment juga dimaksudkan untuk peningkatan interaksi, tidak hanya antara pemerintah dan masyarakat tetapi juga antar sesama unsur pemerintah dalam lingkup nasional bahkan intrernasional. Pemerintahan tingkat provinsi sampai kabupaten kota, telah memiliki situs online. Contohnya adalah DPR, DKI Jakarta, dan Sudin Jaksel. Isi informasi dalam e-goverment, antara lain adalah profil wilayah atau instansi, data statistik, surat keputusan, dan bentuk interaktif lainnya.

2. E-commerce (contoh : bhinneka.com)

Prinsip e-commerce tetap pada transaksi jual beli. Semua proses transaksi perdagangan dilakukan secara elektronik. Mulai dari memasang iklan pada berbagai situs atau web, membuat pesanan atau kontrak, mentransfer uang, mengirim dokumen, samapi membuat claim.
Luasnya wilayah e-commerce ini, bahkan dapat meliputi perdagangan internasional, menyangkut regulasi, pengiriman perangkat lunak (soft ware), erbankan, perpajakan, dan banyak lagi. E-commerce juga memiliki istilah lain yaitu e-bussines. Contoh dalam kawasan ini adalah toko online, baik itu toko buku, pabrik, kantor, dan bank (e-banking). Untuk yang disebut terakhir, sudah banyak bank yang melakukan transaksi melaluimobile phone, ATM (Automatic Teller Machine – Anjungan Tunai Mandiri) , bahkan membeli pulsa.

3. E-learning (contoh : cai.elearning.gunadarma.ac.id)

Globalisasi telah menghasilkan pergeseran dalam dunia pendidikan, dalri pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Di Indonesia sudah berkembang pendidikan terbuka dengan modus belajar jarah jauh (distance lesrning) dengan media internet berbasis web atau situs.
Kenyataan tersebut dapat dimungkinkan dengan adanya teknologi telematika, yang dapat menghubungkan guru dengan muridnya, dan mahasiswa dengan dosennya. Melihat hasil perolehan belajar berupa nilai secara online, mengecek jadwal kuliah, dan mengirim naskah tugas dapat dilakukan.